-->

MENCARI KEBENARAN ANTARA ILMU,FILSAFA DAN AGAMA

  BAB II


PEMBAHASAN

Manusia ialah mencari kebenaran. Ada tiga jalan untuk mencari, menghampiri dan menemukan kebenaran, yaitu: ilmu, filsafat dan agama. Ketiga cara ini mempunyai ciri-ciri tersendiri dalam mencari, menghampiri dan menemukan kebenaran.

A.     Ilmu Pengetahuan

Ilmu pengetahuan itu ialah hasil usaha pemahaman manusia yang disusun dalam satu sistema mengenai kenyataan, struktur, pembagian, bagian-bagian dan hukum-hukum tentang hal ihwal yang diselidikinya (alam, manusia dan agama ) sejauh yang dapat dijangkau daya pemikiran manusia yang dibantu penginderaanya, yang kebenaranya diuaji secara empiris, rist dan eksperimental.

Cabang filsafat yang membahas masalah ilmu dan filsafat ilmu. Tujuannya analisis mengenai ilmu pengetahuanilmiah itu diperoleh. Jadi, filsafat ilmu adalah penyelidikan tentang ciri-ciri pengetahuan ilmiah dan cara untuk memperolehnya.

The Liang Gie mendefinisikan filsafat ilmu adalah segenap pemikiran reflektif terhadap persoalan-persoalan mengekai segala hal yang menyangkut landasann ilmu maupun hubungan ilmu dengan segala segi dari kehidupan manusia.

Sementara itu Dr MOHAMMAD HATTA menulis: “Pengetahuan yang didapat dari pada pengalaman disebut”pengetahuan pengalamann”atau ringkasan pengetahuaan. Pengetahuan yang didapat dengan jalan keterangan disebut ilmu.”[1]

B.     FilsafaT

Filsafat ialah “ilmu istimewah” yang mencobah menjawabmasalah-masalah yang tidak dapat dijawawab oleh ilmu pengetahuan biasa, karna masalah-masalah tersebut di luar atau di atas jangkauan ilmu pengetahuan biasa.

(mendalami dan menyelami) secara radikal dan integral hakikat sarwa yang ada:
  1. hakikat tuhan;
  2. hakikat alam semesta; dan
  3. hakikat manusia;
serta sifat manusia termasuk sebagai konsekuensi dari pada faham (pemahaman) –nya tersebut.

ISKANDAR dari Macedonia berpendapat bahwa: filsafat itumenyelidiki sebab dan asas segala benda.[2]

Seorang yang berfilsafat dapat diumpamakan seorang yang berpijak sedang tengadah di bintang-bintang. Dia ingin mengetahui hakikat dirinya dalam kesemetaan galaksi. Sering kita melihat seorang ilmuan yang picik. Ahki fisika nuklir memandang rendah kepada ahli ilmu sosial.lulusan IPA merasa lebih tinggi dari lulusan IPS.

Kerendahan Sokrates ini bukanlah verbalisme yang sekedar basa-basi. Seorang yang berfikir filsafat selain tengadah ke bintang-bintang, juga membongkar tempat berpijak secara fundemental. Inilah karakteristik berfikir filsafati yang kedua yakni sifat mendasar. Dia tidak lagi percaya begitu saja bahwa ilmu itu benar.

“Haration,”Desis Hamlet”masih banyak lagi di langit dan di bumi , selain yang terjaring dalam filsafatmu.[3]


C.     Agama

Kerap  kali kita membaca dan mendengar orang mencoba mencari dan menerangkan arti agama dari segi etimologi.

      Agama pada umumnya ialah:
§         satu sistem credo (kata keimanan atau keyakinan ) atas adanya sesuatu yang mutlak diluar manusia.
§         Satu sistem ritus (tata peribadatan ) manusia kepada yang dianggapnya mutlak itu.
§         Satu sistem norma (tata kaidah )yang mengatur hubungan manusia dengan manusia dan alam lainnya sesuai dan sejalan dengan tata keimanan dan tata peribadatan termasuk diatas

Hubungan antara Filsafat dengan Ilmu

            Filsafat berbicara tentang ilmu. Anda kini mempunyai sekedar gambaran hubungan antara filsafat dengan ilmu. Bahasa yang dipakai dalam filsafat dan ilmu dalam beberapa hal saling tumpang  tindih. Bahasa yang dipakai dalam filsafat berusaha untuk berbicara mengenai ilmu dan bukan didalamnya ilmu. Walaupun begitu, apa yang harus dikatakan seorang ilmuwan mungkin penting pula bagi seorang filsafat. Satu hal yang tidak dapat dilakukan oleh seorangfilsuf ialah mencoba memberitahukan kepada seoramg ilmuwan mengenai apa yang harus ditemuka.

Ilmu dalam usahanya menyingkapkan rahasia alam harus mengetahui anggapan kefilsafatan mengenai alam tersebut. Tetaplah tidak dikatakan bahwa bukunya kefilsafatan yang berbahaya, melainkan yang berbahaya adalah filsafat yang tidak dikenal yang tidak dianalisa. Filsafat mempersoalkan istilah-istilah terpokok dari ilmu dengan suatu cara yang berbeda, di luar tujuan dan metode ilmu.

Perbandingan ilmu pengetahuan, filsafat dan agama

            Kita telah mengadakan perenungan tentang pengertian yang sedalam-dalamnya dari tiga buah sumber atau wadah kebenaran, yaitu ilmu pengetahuan, filsafat dan agama. Sebagai kesimpulan dapatlah kita mengadakan perbandingan diantara ketiganya dengan mencoba melihat unsur-unsur yang terjadi titik persamaan dan titik perbedaannya.
           
Adapun titik persamaannya adalah sebagai berikut:
1.      Ketiganya baik ilmu penetahuan, filsafat maupun agama merupakan sumber atau wadah kebenaran atau bentuk pengetahuan.
2.      Dalam pencarian kebenaran itu ke tiga bentuk pengetahuan masing-masing mempunyai metode, sistem dan pengolah objeknya delengkapnya sampai habis-habisnya.
3.      Ilmu pengetahuan bertujuan untuk mencari krokosmos (manusia), makrokosmos (alam) eksitensi(tuhan atau Allah itu sendiri)

Disamping itu terdapat pula tititk perbedaannya sebagai berikut
1.      sumber kebenaran pengetahuan dan filsafat adalah sama, keduanya itu dari diri manusia itu sendiri dalam arti pikiran, pengalaman dan intuisinnya.
2.      Pendekatan kebenaran ilmu pengetahuan dengan jalan riset, pengalaman dan percobaan  sebagai tolak ukurnya, pendekatan kebenaran filsafat dengan jalan perenungan dari akal budi murni manusia secara radikal sistematis dan universal tanpa pertolongan dan bantuan dari wahyu Allah, pendidikan kebenaran agama dengan jalan berpaling kepada wahyu Allah yang dikodifisikan dalam kitab suci Al-Qur’an, taurot dan injil.
3.  Sifat kebenaran Ilmu pengetahuan adalah positif dan nisbih, ilmu pengetahuan dimulai dengan keraguan atau bertanya(?) , sesudah meyakini kebenaran lalu menyetujuinya(!)  dan sesudah menyetujuinya lanta bertanya pengalaman dan percobaan(?) jadi kode rumus ilmiah “?1?” itu sebabnya ilmu pengetahuan itu berkembang terus sebagai hasil dinamika penelitian itu. Sedangkan sifat kebenaran fil;safat adalah spekulatif yaitu suatu perenungan yang bersifat pendugaan yang mengakar (radikal) menyeluruh(integral) dan menyemesta(universa)
4.   Tujuan ilmu pengetahuan itu hanya bersifat teoritis, demi ilmu pengetahuan dan umumnya pengalamannya untuk tujuan ekonomi praktis atau kenikmatan jasmani manusia, tujuan filsafat ialah kecintaan kepada pengetahuan yang bijaksana dengan hasil kedamaian dan kepuasan jiwa yang sedalam-dalamnya. Tujuan agama adalah kedamaian, keharmonisan, kebahagiaan, keselamatan,keselarasan,keridhoan.






















BAB I
PENDAHULUAN

Manusia ialah mencari kebenaran. Ada tiga jalan untuk mencari, menghampiri dan menemukan kebenaran, yaitu: ilmu, filsafat dan agama. Ketiga cara ini mempunyai ciri-ciri tersendiri dalam mencari, menghampiri dan menemukan kebenaran.

            Ilmu pengetahuan merupakan hasil usaha pemahaman manusia yang disusun dalan satu sistem mengenai kenyataan, struktur, pembagian, bagian-bagian dan hukum tentang hal-ihwal yang diselidiki (alam, manusia dan juga agama ) sejauh yang dapat dijangkau daya pemikiran manusia yang dibantu penginderaan, yang kebenarannya diuji secara empiris, riset dan eksperimen.

            Filsafat merupakan ilmu istimewah yang mencoba menjawab masalah-masalah yang tidak dapat dijawab oleh ilmu pengetahuan biasa, karna masalah-masalah termasuk diluar atau di atas jamgkauan ilmu pengetahuan biasa,  sekarang kita sudah sadar bahwa semua pengetahuan yang sekarang ada dimulai dengan spekulasi. Dari rangkaian spekulasiini dapat memilih dua buah pikiran yang dapat diandalkan yang merupakan titik awal dari penjelajahan, pengetahuan.















BAB II
KESIMPULAN
      Dapat disimpulkan bahwa ilmu, filsafat dan agama. Ketiga cara ini mempunyai ciri-ciri tersendiri dalam mencari, menghampiri dan menemukan kebenaran. filsafat ilmu. Tujuannya analisis mengenai ilmu pengetahuanilmiah itu diperoleh.

Jadi, filsafat ilmu adalah penyelidikan tentang ciri-ciri pengetahuan ilmiah dan cara untuk memperolehnya.
           
      Filsafat ialah “ilmu istimewah” yang mencobah menjawabmasalah-masalah yang tidak dapat dijawawab oleh ilmu pengetahuan biasa, karna masalah-masalah tersebut di luar atau di atas jangkauan ilmu pengetahuan biasa.

            Tujuan agama adalah kedamaian, keharmonisan, kebahagiaan, keselamatan, keselarasan, keridhoan      























DAFTAR PUSTAKA

  1. Jujun S. Suriasumantri, Pustaka sinar harapan, Jakarta. 2003.
  2. Ilmu Filsafat Suatu Pengantar, Drs. Suranjiyo, Bumi Aksara, Jakarta. 2009.
  3. Salam,Burhanudin, Pengantar Filsafat, Jakarta, Bumi Aksara. 2009.
  4. H. Endang Saifuddin Anshari.
  5. Kattsoff. Louis O. Pengantar Filsafat, Tiara Wacana Yogya, 2004.




























[1]. MOHAMMAD HATTA, Pengantar ke Jalan Ilmu dan Pengetahuan, Jakarta, 1954, p. 5.
[2]. TAKDIR ALISJAHBANA, Pembimbing ke Filsafat: Metafisika, Jakarta, 1957. p. 16.
[3] . William Shakespeare, hamlet, Babak 1, adegan 5.
LihatTutupKomentar

JOBS