-->

KARYA TULIS ILMIAH AYAM BANGKOK AYAM PRODUKTIF

 BAB I

Pendahuluan


1.1. Latar belakang

Menurut Sudradjat (1994:9) mengatakan bahwa usaha ternak ayam tak ubahnya seperti mendirikan bangunan bertingkat, selain pondasi (anak ayam) harus baik, bangunan diatasnya (tata laksana) juga harus baik.

Anak ayam yang baik bisa dipilih dari bibit unggul yang dijual tetapi tata laksana yang baik harus dipelajari, baik dari pengalaman maupun dari bacaan.

Tata laksana usaha ternak ayam meliputi pemeliharaan, pemakaian ransum yang baik, pengetahuan tentang penyakit, dan pelaksanaan ongkos produksi. Ongkos produksi diusahakan seminimal mungkin karena usaha ternak ini adalah usaha mencari keuntungan.

Karya tulis ini memberikan petunjuk-petunjuk praktis tata laksana fase layer, broiler, cara menyusun ransum, dan penyakit ayam yang perlu diketahui. Pengetahuan tata laksana pemeliharaan fase starter, grower, cara melakukan vaksinasi, dan tentang obat-obatan.

1.2. Tujuan

Tujuan observasi yang telah kami lakukan adalah :

1.2.1. Mengetahui mekanisme pelaksanaan program untuk bagaimana berternak ayam yang sehat serta produktif.

1.2.2. Mengetahui reaksi masyarakat terhadap pemberlakuan program berternak Ayam Bangkok.

1.3. Manfaat

Diharapkan karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat sebagai berikut :

1.3.1. Mendapatkan informasi secara langsung tentang program berternak Ayam Bangkok.

1.3.2. Memberikan informasi pada masyarakat dan memberikan himbauan kepada masyarakat untuk mengetahui cara berternak yang baik dan benar.

1.4. Pembatasan masalah

Pembatasan masalah dari penelitian kita membahas tentang adanya :

1.4.1. Mekanisme pelaksanaan berternak yang telah diterapkan oleh Drs. Sudrajat.

1.4.2. Reaksi siswa terhadap pemberlakuan program berternak.

1.5. Rumusan Masalah

1.5.1. Bagaimana mekanisme program pelaksanaan berternak?

1.5.2. Bagaimana cara mencetak ayam aduan yang tangguh?













BAB II

Landasan Teori


2.1. A. Tujuan pengembangbiakan

1. Menambah keanekaragaman ayam lokal

Menurut DR.IR.M.Rasyaf (1991:13) yaitu dengan mengembangbiakkan ayam bangkok impor dan menyilangkannya dengan berbagai jenis ayam lokal yang berada di Indonesia, jelas hal ini akan memperkaya keanekaragaman ayam lokal di Indonesia.

Mengembangbiakkan ayam bangkok memang memerlukan kreativitas. Peternak yang kreatif tidak puas jika hanya berhasil mengembangbiakkan ayam bangkoknya. Peternak kreatif akan berupaya menyilangkan ayam bangkok dengan berbagai jenis ayam lokal unggul. Pada akhirnya akan diperoleh berbagai jenis ayam baru hasil dari penyilangan. Suatu contoh, bagaimana hasil penyilangan antara ayam bangkok dengan ayam pelung, ayam kedu, atau ayam ciparage. Hal inilah yang belum mendapat perhatian serius dari penggemar ayam. Penulis yakin jika penyilangan tersebut banyak yang melaksanakannya, tak mustahil akan lahir jenis ayam-ayam baru yang bermutu tinggi.

Dari hasil penyilangan tersebut besar kemungkinan akan muncul ayam petelur baru yang lebih produktif dari ayam petelur yang sudah ada, ayam pedaging baru, atau ayam hias baru. Hal ini jelas memberikan sumbangan yang positif dalam dunia perunggasan di Indonesia.

2. Menambah  jumlah populasi ayam

Usaha mengembangbiakkan ayam bangkok perlu dilakukan. Tanpa dikembangbiakkan, besar kemungkinan ayam bangkok dalam negeri akan mengalami kepunahan sehingga kita akan menjadi pengimpor abadi ayam bangkok. Ini berarti pengeluaran devisa secara rutin. Jika kita dapat mengembangbiakkan ayam bangkok, baik melalui persilangan ataupun tidak, jumlah populasi ayam bangkok asli dan ayam bangkok blasteran akan segera meningkat.



3. Meningkatkan pendapatan peternak

Usaha berternak ayam bangkok merupakan salah satu usaha yang dapat meningkatkan pendapatan. Seperti telah dijelaskan sebelumnya, usaha berternak ayam bangkok merupakan usaha yang prospektif karena permintaan terhadap ayam bangkok dari masyarakat tiap tahun meningkat. Dengan berkembangnya usaha beternak ayam bangkok, tidak hanya peternak ayam bangkok saja yang meningkat pendapatannya, tetapi juga para perajin sangkar, para penjual makanan ayam atau industri yang berkecimpung membuat pakan buatan, juga penjual obat-obatan unggas. Jadi, jelaslah usaha beternak ayam bangkok jika ditangani dengan serius akan memberikan manfaat rangkap bagi masyarakat.

2.2. B. Cara pengembangbiakan

Keberhasilan mengembangbiakkan ayam bangkok – selain ditentukan oleh kemampuan peternak dalam memelihara dan merawat anak ayam yang berhasil ditetaskannya – juga ditentukan oleh kualitas induk. Tidak seperti beternak ayam kampung atau ayam potong, beternak ayam bangkok juga harus memperhatikan gaya bertarung ayam yang dipelihara. Bahkan, dalam memilih induk ayam bangkok, ada yang melihat silsilah atau asal-usulnya. Ini perlu karena sifat kedua induk akan diwariskan kepada keturunannya dengan perbandingan 50%:50%. Jago bangkok mantan juara biasanya dijadikan induk pejantan dengan harapan keturunannya kelak mewarisi bakat induknya.

1. Memilih induk

Untuk memilih induk ayam bangkok unggul yang akan dijodohkan, berikut ini ada hal-hal yang perlu diperhatikan.

a. Memilih pejantan

Pejantan unggul biasanya akan menghasilkan anak yang unggul pula. Suatu contoh pemilihan pejantan ayam bangkok secara gegabah, misalnya tubuhnya kecil, kakinya pengkor, dan umurnya sudah terlalu tua. Pejantan seperti ini tidak akan menurunkan keturunan yang berkualitas. Bahkan, daya tetes telur dengan pejantan seperti itu sangat rendah. Hal ini desebabkan kemampuan kawin dari pejantan seperti itu tergolong jelek.

Untuk mengatasi kegagalan seperti itu, pemilihan pejantan harus betul-betul selektif. Berdasarkan pengalaman, berikut ini dijelaskan persyaratan-persyaratan apa yang harus diperhatikan peternak dalam memilih jago bangkok yang baik untuk dijadikan pejantan.

 Kepala besar berbentuk bulat mamanjang atau lonjong, seperti buah pinang.

 Mata bersinar tajam dan letaknya agak tersembunyi sehingga memberi kesan sipit.

 Paruh panjang kuat dan kokoh, warna putih kekuning-kuningan, mempunyai alur memanjang dari ujung paruh ke arah lubang hidung.

 Jengger berbentuk blangkon atau sumpel dengan warna merah segar.

 Leher besar panjang dan kokoh, ditumbuhi bulu-bulu pendek mengilat.

 Badan bulat memanjang dengan dada bidang dan kekar.

 Sayap menempel ketat dengan bulu panjang, keras, dan kaku.

 Bulu ekor lebat, panjang, kaku, kuat, dan meruncing kebelakang seperti lidi.

 Warna kulit kuning kemerahan.

 Seluruh warna bulu harus mengkilat, warna bulu yang kusam menunjukkan ayam kurang sehat.

 Berutu atau tunggir besar dan melekat erat dengan badan.

 Supit harus keras dan berkedudukan rapat. 

 Paha besar, kaki panjang kuat berbentuk belimbing atau bulat dengan sisik menonjol tersusun teratur dan kering, serta jari-jari kaki kecil memanjang.

 Berat badannya minimum 3 kg, lebih berat lebih baik.

 Berpenampilan gagah, kekar, dan energik. Cara berjalannya tegap dan menampakkan kejantanannya.

 Rajin mencari makan di dalam kandang dengan mencakar-cakar tanah

 Umur paling rendah 1,5 tahun.

Jika anda mendapat ayam bangkok jantan yang memenuhi persyaratan tetapi umurnya masih muda, sebaiknya diambil saja karena ayam ini nantinya baik untuk pejantan.

b. Memilih induk betina

Untuk mendapatkan keturunan yang berkualitas, selain pejantan harus unggul, induk betina juga harus unggul. Menurut pengalaman penulis, kebersihan mendapatkan keturunan ayam bangkok unggul sekitar 50% ditentukan dari induk betinanya. Adapun ciri-ciri induk betina unggul sebagai berikut.

 Berperawakan tinggi besar dengan potongan punggung rata atau agak miring sedikit ke arah ekor.

 Bentuk kepala lonjong seperti buah pinang dengan mata bening bercahaya yang letaknya agak tersembunyi dan terkesan sipit, leher panjang dan berbulu.

 Warna kulit kemerah-merahan.

 Bentuk dada bidang lebar dan kuat.

 Kaki bulat atau berbentuk belimbing panjang kuat dengan sisik tersusun rapi dan kering serta tidak budukan.

 Bulu badan, sayap, dan bulu ekor lebat dan lemas serta berwarna hitam kumbang berkilat atau berwarna lain yang digemari.

 Dubur lebar, bulat, dan basah. Kulit disekitar dubur tidak berkerut.

 Umur paling tidak 10 bulan, ayam bangkok betina yang terlalu tua biasanya sudah mandul atau tak dapat bertelur.

 Suka mengais-ngais atau mencakar-cakar tanah mencari makanan.

 Jika memungkinkan berasal dari keturunan jago bangkok unggul.

Dengan memperhatikan kriteria-kriteria tersebut, diharapkan pemilik atau peternak memelihara ayam bangkok yang benar-benar unggul. Induk yang unggul membuat kemurnian jenis keturunannya tetap terjaga.

2. Penjodohan

Usaha penjodohan dalam beternak ayam bangkok dimaksudkan untuk mendapatkan keturunan-keturunan yang berkualitas. Tanpa usaha penjodohan – induk betina bebas kawin dengan sembarang jago bangkok atau jago kampung yang diumbar di pekarangan – akan dihasilkan keturunan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan mutunya. Mungkin keturunan yang dihasilkan mempunyai sosok tubuh kecil seperti ayam kampung.















BAB III

PEMBAHASAN


3.1. Cara Pemeliharaan

Kandang dan pemeliharaan merupakan satu kesatuan karena ayam bangkok tidak dapat hanya dikandangkan saja tanpa dipelihara. Atau sebaliknya, tak mungkin ayam bangkok dipelihara tanpa mempunyai kandang. Ayam bangkok yang dipelihara dan dikandangkan dengan asal-asalan jelas kurang mendatangkan manfaat bagi pemiliknya. Sebelum dibahas masalah perkandangan untuk ayam bangkok  secara detil, terlebih dahulu akan diuraikan tentang pemeliharaan ayam bangkok. Keanekaragaman pemeliharaan ayam bangkok di pedesaan maupun di perkotaan dapat dijelaskan sebagai berikut.

1. Pemeliharaan ayam bangkok secara ektsensif (sederhana)

Pengertian pemeliharaan secara ekstensif ialah yang dibiarkan dilepas di alam bebas dan mencari makan sendiri. Dalam hal ini peternak juga tidak menyediakan dan tidak memberikan pakan secara rutin. Dari pagi hingga sore hari ayam bangkok tersebut berkeliaran mencari makan dan baru petang harinya pulang untuk tidur. Pada malam hari, ayam bangkok tersebut dapat tidur di berbagai tempat. Ada yang bertengger di dahan-dahan pepohonan, di emperan rumah, di lumbung padi, bahkan ada yang tidur diatas genting. Dapat dikatakan pemilik ayam bangkok tersebut tidak ada perhatian sama sekali terhadap ayam peliharaannya. Di pedesaan-pedesaan, cara pemeliharaan ini masih bertahan hingga sekarang. Hal ini disebabkan lahan di pedesaan masih cukup luas sehingga memungkinkan sumber-sumber pakan masih melimpah di alam bebas. Bahkan, sering terjadi beberapa babon tersebut menghilang selama beberapa minggu dan waktu kembali pulang sudah bersama beberapa anaknya. Paternak lalu mulai menangkap sebagian dari ayam bangkoknya dan dijual untuk membantu keperluan hidup sehari-hari. Ayam bangkok yang dihasilkan dalam pemeliharaan ini tentu sudah tidak asli lagi. Hal ini disebabkan ayam bangkok melakukan kawin silang dengan ayam kampung yang banyak berkeliaran di pekarangan tersebut. Jelas pemeliharaan secara ekstensif ini kurang memberikan hasil bagi peternak. Bahkan, sering kali ayam bangkok tersebut banyak yang mati karena serangan penyakit.


2. Pemeliharaan ayam bangkok secara semiintensif (madya)

Pemeliharaan ayam bangkok secara semiintensif dapat dikatakan sudah lebih maju daripada pemeliharaan secara ekstensif. Pada pemeliharaan semiintensif ini peternak sudah menyediakan kandang dan memberikan pakan ala kadarnya, misalnya sisa-sisa makanan, jagung, menir, dan sebagainya. Jika ayam bangkok tersebut sakit, peternak berusaha mengobatinya. Di kampung-kampung biasanya pengobatan dilakukan secara tradisional. Jika ayam bangkok sakit dan tidak bergairah makan, biasanya peternak akan segera mengobatinya dengan bawang putih, kunyit yang ditumbuk, atau cabai merah yang dilolohkan tanpa dosis. Begitu juga jika kakinya luka karena bubul maka bagian yang sakit tersebut cukup dipopok atau ditempeli dengan apu (kapur sirih) yang dicampur dengan bubukan gambir atau abu. Pengobatan secara tradisional tersebut kadang-kadang dapat menyembuhkan, terutama jika penyakit ayam bangkok tersebut belum parah. Hampir setiap peternak di kampung mempunyai resep pengobatan tradisional yang berbeda-beda, tetapi tujuannya sama yaitu untuk kesembuhan. Akan tetapi, ada juga sebagian pemilik ayam bangkok di desa yang enggan mengobati ayamnya. Justru ayam  yang sakit tersebut dipotong untuk konsumsi sendiri atau dijual. Hal ini ada baiknya karena dapat mencegah penularan penyakit ke ayam-ayam dan kelak jago bangkok yang lain. 

Cara pemeliharaan semi intensif ini banyak dilakukan masyarakat desa dan kota sebagai pekerjaan sambilan. Selain itu usaha pemeliharaan ayam bangkok ini dapat memberikan tambahan pendapatan yang berarti bagi peternak.

3. Pemeliharaan ayam bangkok secara intensif

Pada pemeliharaan ayam bangkok secara intensif dapat dikatakan bahwa hidup dan kehidupan dari ayam-ayam bangkok tersebut sangat ditentukan oleh peternak. Sejak dari pemeliharaan, pemberian pakan, perkawinan, dan penetasan sepenuhnya diatur oleh peternak. Biasanya pemeliharaan ayam bangkok secara intensif sepenuhnya ditujukan untuk usaha komersil. Pemeliharaan yang intensif ini biasanya mempunyai fasilitas pemeliharaan yang cukup memadai. Di antaranya mempunyai perkandangan dan pakan yang baik serta air minumnya berkualitas tinggi. Dengan demikian, sarana tersebut dapat memenuhi syarat untuk mencapai tujuan produksi telur maupun pertumbuhan kutuk-kutuk ayam bangkok. Pada pemeliharaan secara intensif ini peternak dituntut dapat menguasai dan memahami teknik beternak unggas. Selain itu, peternak juga dituntut untuk melaksanakan pemeliharaan dengan penuh ketelitihan, kesabaran, dan ketekunan. Dengan cara ini, gangguan-gangguan seperti serangan penyakit, serangan binatang malam, atau lingkungan yang tidak sehat dapat ditanggulangi dengan baik.

Setelah diketahui ketiga cara pemeliharaan tersebut diatas  maka dapat dipilih cara yang paling cocok diterapkan sesuai dengan kemampuan masing-masing peternak. Sebagai contoh jika peternak mempunyai lahan yang sempit dan tinggal di kota sebaiknya dipilh cara pemeliharaan intensif. Sebaliknya, jika peternak mempunyai lahan yang luas, tetapi ia mampunyai kesibukan lain yang lebih penting maka dapat dipilih cara pemeliharaan ekstensif atau semiintensif. Jadi pemilihan cara pemeliharaan ternak ayam bangkok ini sepenuhnya ditentukan oleh peternak sendiri karena peternak sendirilah nanti yang akan melaksanakannya. Satu hal penting dalam beternak ayam bangkok ini adalah diupayakan agar keturunan ayam bangkok yang dihasilkan bersifat murni dengan kualitas yang baik.

3.2. Kiat Mencetak Ayam Aduan yang Tangguh

A. Pakan Bergizi Diberikan Sejak dari Kutuk

Untuk mendapatkan ayam aduan yang tangguh maka sejak kecil ayam bangkok harus diberi pakan yang cukup bergizi. Dengan diberikannya pakan yang bergizi diharapkan kutuk bangkok tersebut dapat tumbuh normal hingga dewasa dan tak pernah terserang penyakit. Dengan demikian setelah dewasa ayam bangkok jantan akan mempunyai bentuk tubuh yang kekar dan tegap, otot-otot yang kuat, tulang yang besar dan kuat, bulu-bulu yang subur dan mengkilat, serta mempunyai stamina dan daya tahan tubuh yang kuat. Selain diberi pakan yang bergizi, untuk mencetak ayam bangkok aduan yang tangguh juga diberikan perawatan khusus, kesabaran, dan ketekunan dari peternak. 1 hal yang penting perlu diperhatikan adalah ayam yang dipelihara jangan sampai terserang wabah penyakit. Anak ayam bangkok yang pernah terserang penyakit tetelo maka setelah dewasa tidak dapat dijadikan ayam aduan karena sifatnya terganggu sehingga pandangannya tidak stabil.

Selain dapat dibuat sendiri oleh peternak, saat itu pakan ayam bangkok buatan pabrik pun telah banyak tersedia di pasar-pasar burung atau di poultry shop. Pakan buatan pabrik tersebut tersedia untuk berbagai tingkat umur ayam. Misalnya pur No. 322 khusus pakan untuk kutuk bangkok yang baru menetas hingga umur 1 bulan. Untuk anak ayam bangkok yang berumur diatas 1 bulan hingga umur 6 bulan dapat diberikan pur No. 521. Selanjutnya untuk ayam bangkok dewasa dapat diberikan pur No. 594.

B. Latihan Fisik dan Mental Calon Jago Bangkok Aduan

Bagi peternak ada beberapa alternatif yang dapat dilakukan terhadap ayam bangkok yang telah berhasil dibesarkan. Diantaranya adalah

1. Menjual sebagian ayam bangkok tersebut karena populasinya sudah dirasakan berlebihan,

2. Menyisihkan beberapa ekor ayam bangkok jantan dan betina untuk dijadikan calon indukan, atau

3. Menyeleksi ayam bangkok muda untuk disiapkan menjadi jago bangkok aduan.

Khusus untuk menjadikan jago aduan, ayam bangkok muda tersebut harus dilatih fisik dan mentalnya secara teratur. Meskipun mempunyai perawakan tubuh yang tinggi besar, tetapi jika tidak dilatih ayam bangkok tersebut tidak mempunyai ketahanan fisik dan mental yang kuat jika dipaksa diadu, jago bangkok muda tersebut akan lari meninggalkan area aduan karena belum tahan sakit dan nyalinya kecil serta belum mempunyai pengalaman bertarung. Pada dasarnya latihan fisik dan mental pada ayam bangkok muda tersebut bertujuan untuk mengembangkan kemampuan bertarung dan membentuk ketahanan fisik serta mental yang handal. Dengan demikian ayam bangkok tersebut memiliki stamina yang kuat, nafas yang panjang, dan kondisi tubuh yang sehat.

Jago bangkok yang telah dilatih fisik dan mentalnya jika bertarung dengan jago lain biasanya tak mau menyerah meskipun tubuh dan mukanya sudah luka-luka dan berdarah. Ayam jago tersebut juga masih menunjukkan semangat tempur yang tinggi. Hal ini sering membuat ngeri lawannya sehingga dengan tak diduga-duga akan melarikan diri dari area pertarungan. Jadi, latihan fisik dan mental bagi calon jago aduan ini mutlak diperlukan.

Dalam melatih jago-jago bangkok muda ini pelatih tak dapat mengubah gaya solah bertarung. Misalnya ayam yang tadinya mempunyai teknik gaya bertarung gaya atas tidak dapat diubah menjadi teknik bertarung gaya bawah (asor) karena hal ini merupakan pembawaan yang diwarisi dari induk-induknya.

Adapun jenis latihan-latihan yang dipergunakan  para pelatih sangat bervariasi. Setiap pelatih mempunyai kiat dan resep sendiri-sendiri dalam menangani ayam aduannya. Dibawah ini disajikan beberapa contoh latihan sebagai gambaran dalam mencetak jago-jago bangkok aduan yang handal.

1. Melatih otot kaki

Agar kelak jago bangkok yang dilatih tersebut mempunyai pukulan dan tendangan yang kuat maka sehari-hari ayam tersebut diberi sepasang gelang pemberat dari timah. Gelang timah ini dapat dibuat sendiri dengan cara melebur dan mencetak timah. Ukuran gelang timah tersebut disesuaikan dengan kebutuhan. Jika jago tersebut akan diadu, maka sehari sebelumnya gelang pemberat harus dilepas. Melatih otot kaki dapat juga dilakukan dengan menekan punggung ayam ke bawah hingga ayam dalam posisi mendekam dan ayam dibiarkan bangun sendiri. Setelah ayam berada dalam posisi berdiri, punggungnya ditekan lagi hingga mendekam, dan begitu seterusnya. Latihan ini dihentikan jika ayam jago tersebut sudah tampak lelah. Latihan ini dapat diberikan secara teratur dengan posisi latihan yang semakin meningkat. Selain menguatkan otot-otot kaki dan paha, latihan ini juga memperkuat stamina serta memperpanjang pernafasan.

2. Melatih otot sayap

Agar sayap jago bangkok mempunyai kabrukan atau tladungan (pukulan sayap) yang kuat. Latian untuk membuat otot-otot sayap menjadi kuat di antaranya dengan memaksa jago bangkok tersebut berenang dalam air kolam. Jago bangkok yang dimasukkan ke dalam kolam akan berusaha cepat-cepat keluar. Dalam keadaan ini pelatih harus berusaha agar ayam jangan sampai keluar kolam dan diusahakan agar ayam tetap berenang dalam air. Jika ayam jago tersebut sudah tampak kelelahan – ditandai dengan kepalanya yang hampir tenggelam dan gerakanya sudah melemah – maka jago tersebut segera di entaskan dari kolam dan dijemur. Latihan tersebut dapat diberikan seminggu dua kali pada pagi hari. Selain menguatkan otot sayap, latihan ini menguatkan otot-otot kaki dan paha serta meningkatkan stamina tubuh.

Cara lain untuk menguatkan otot-otot sayap jago bangkok adalah dengan menjanturnya di udara setinggi kurang lebih 1 meter. Caranya ayam diangkat dan pangkal ekor dipegang kuat-kuat sehingga posisi kepala ada di bawah. Pada waktu jago bangkok tersebut di jantur, ayam akan menggerak-gerakkan kaki dan sayapnya dengan kuat dan cepat. Gerakan tersebut makin lama makin melemah dan penjanturan dapat dihentikan. Latihan penjanturan ini dapat dilakukan setelah ayam dimandikan. Pengaruh dari latihan penjanturan ini juga menambah kelincahan gerak, memperpanjang pernafasan, dan memperkuat stamina tubuh.

3. Melatih bertarung melawan jago untul

Setelah fisik dan mental ayam jago cukup kuat, selanjutnya ayam jago tersebut dilatih melawan jago untulan atau jago pedotan. Jago untulan adalah jago yang telah pernah kalah dalam area pertarungan dan biasanya hati atau nyalinya menjadi kecil sehingga sulit untuk menjadi ayam jagoan yang tangguh. Oleh karenanya, jago ini cocok sekali dijadikan sparing partner atau lawan berlatih. Jago untulan ini biasanya mempunyai gaya dan solah bertarung yang baik karena pengalaman bertarungnya sudah cukup banyak.

Sebelum latihan bertarung dimulai, terlebih dahulu kedua jago tersebut dibasahi air di bagian kepala, leher, paha, dan sela-sela kedua sayapnya. Selain itu, ayam jago tersebut diberi minum secukupnya. Agar dalam latihan bertarung ayam-ayam jago tersebut tidak terluka karena pukulan taji maka taji-tajinya dibalut dengan kain. Latihan bertarung ini tidak dimaksudkan untuk mencari kemenangan, melainkan untuk mengembangkan gaya dan solah bertarung. Latihan ini pun dapat meningkatakan fisik dan mental ayam calon aduan. Latihan bertarung ini sebaiknya jangan sampai ada yang kalah dan yang penting porsi latihan bertarung selalu ditingkatkan.

Jago-jago bangkok yang sering dilatih bertarung akan mempunyai otot-otot leher yang kuat akibat sering menerima pukulan yang keras dari lawan. Otot leher yang kuat merupakan modal dalam tanding sabung yang sebenarnya, yaitu pada fase tarung tumpang gulu (leher). Ayam jago yang ototnya paling kuat akan menang karena dengan mudah ayam tersebut dapat memukul lawannya. Dengan seringnya dilakukan latih tarung maka jago-jago tersebut akan mempunyai otot kaki dan sayap yang kokoh, stamina yang kuat dan pernafasan yang panjang. Jika memungkinkan, sebagai lawan latih tanding dipilih jago dengan berbagai macam gaya. Hal ini akan menguntungkan jago yang dilatih karena kelak jago tersebut siap menghadapi lawan, apa pun macam gaya bertarungnya.

BAB IV

PENUTUP


4.1. Kesimpulan

Dari hasil pengamatan kami, tujuan pengembangbiakan ayam bangkok bahwa :

4.1.1. Dari sekian banyak orang yang telah melakukan pengembangbiakkan ayam bangkok, banyak orang yang telah berhasil walaupun terkadang mengalami kegagalan. Karena kegagalan merupakan awal dari keberhasilan seseorang.

4.1.2. Sebagai siswa seharusnya kita ikut melestarikan budidaya beternak ayam bangkok karena ayam bangkok mempunyai kelebihan tersendiri. Jangan lupa, kalau menjodohkan ayam bangkok kita harus melihat induknya. Kalau induknya bagus maka akan diperoleh keturunan yang berkualitas.

4.2. Saran

4.2.1. Agar para siswa mengetahui bagaimana cara beternak ayam bangkok dengan baik.

4.2.2. Apabila jika tidak ingin ayam bangkok punah, maka seharusnya kita ikut melestarikannya.









DAFTAR PUSTAKA

 Sudradjat. 1994. Ayam Bangkok. Jakarta : P.T. Penebar Swadaya

 Rasyaf, M. 1991. Ayam Lokal. Bogor : Kanisius

 Redaksi Argo Media. 2003. Mencetak Ayam Aduan Unggul. Jakarta : P.T. Argo Media Pustaka

https://jawaposting.blogspot.com/

LihatTutupKomentar

JOBS